Friday, May 18, 2018

11 Paradoks Yang Bisa Bikin Otakmu Gatal


Mister Raven hari ini akan membahas tentang paradox. Buat kamu yang belum tahu paradox, nih akan saya jelasin pengertiannya yang dilansir dari Wikipedia.
Paradoks adalah suatu situasi yang timbul dari sejumlah premis. Nah, premis ini adalah apa yang dianggap benar sebagai landasan kesimpulan, dasar pemikiran, alasan, asumsi, kalimat atau proposisi yang dijadikan dasar penarikan kesimpulan di logika, yang diakui kebenarannya yang bertolak dari suatu pernyataan dan aakn tiba pada suatu konflik atau kontradiksi.

Sebuah 'paradoks adalah sebuah pernyataan yang betul atau sekelompok pernyataan yang menuju ke sebuah kontradiksi atau ke sebuah situasi yang berlawanan dengan intuisi. Biasanya, baik pernyataan dalam pertanyaan tidak termasuk kontradiksi, hasil yang membingungkan bukan sebuah kontradiksi, atau "premis"nya tidak sepenuhnya betul (atau tidak semuanya betul). 

Berikut ini adalah 11 Paradoks yang bisa membuat otakmu gatal.

1) The Granfather Paradox


Ini merupakan sebuah paradoks yang paling terkenal. Isinya yaitu "kalau kamu bisa kembali ke masa lalu dan membunuh kakekmu, lalu apa yang akan terjadi?". Mungkin pada awalnya orang biasa, termasuk saya langsung beranggapan "Ya pasti si Kakek bakal mati". Akan tetapi tidak sesederhana itu, jika kamu berhasil membunuh kakekmu, maka orang tuamu tidak akan pernah terlahir, dan otomatis kamu tidak akan terlahir ke dunia. 

Lalu bagaimana bisa kamu membunuh kakekmu, jika kamu sendiri tidak pernah ada? Jawaban apapun dari pertanyaan ini tidak pernah bisa membuat orang puas, karena pasti bakal ada yang janggal. Dan jika kamu melakukan ini, maka akan menyebabkan "timeloop" yang tidak ada ujungnya. Kecuali jika kamu membunuh Kakekmu ketika sudah berkeluarga. 


2) Omnipotence Paradox


Omnipotence berasal dari kata bahasa latin yaitu omne artinya segalaya/ semaunya dan potence artinya kuasa. Sehingga Omnipotence dapat diartikan sebagai maha kuasa. Paradoks ini adalah paradoks klasik yang banyak dipertanyakan oleh orang-orang Ateis. Paradoks ini mengatakan bahwa: "Jika Tuhan maha kuasa, dapatkah ia membuat batu yang sangat berat sehingga Tuhan tidak sanggup mengangkatnya?"

Ini merupakan paradoks yang biasa digunakan para atheis untuk membingungkan umat beragama, ya walaupun sedikit ironi karena penciptanya adalah seorang filsafat beragama yaitu Averroes (Ibn Rušd). Dalam hal ini ada dua analisis, yang pertama adalah apabila jawabannya adalah ya, maka Tuhan tidak maha kuasa karena Ia tidak mampu mengangkat benda tadi, dan jika jawabannya tidak maka Tuhan juga tidak maha kuasa karena Ia tidak dapat menciptakan benda seperti yang dimaksud. Namun, bisa saja Tuhan menciptakan alat yang bisa mengangkat benda tersebut.

Apapun jawabanya pada akhirnya kita tidak akan pernah mendapatkan jawaban yang paling tepat, perlu diingatkan lagi karena tuhan diluar jangankauan logika manusia itu sendiri

3) The Epimenides Paradox



Di mulai dari sebuah pernyataan yang berbunyi "pernyataan ini adalah salah" kalau kita baca berarti pernyataan itu bisa benarti benar yang membuat pernyataan itu menjadi salah dan membuat pernyataan itu kembali benar yang berarti pernyataan itu Salah dan, ehem bingung? Sama saya juga.

Paradoks ini juga bisa disebut paradoks Pinokio. Seperti yang kita tahu Pinokio merupakan karakter fiksi yang hidungnya akan memanjang apabila dia berbohong. Lalu bagaimana jika Pinokio berkata "Hidungku akan memanjang sekarang". Namun ternyata hidungnya tidak memanjang, itu berarti perkataannya salah (atau dia berbohong), nah kalau dia berbohong maka hidungnya akan memanjang. Kalau hidungnya memanjang berarti perkataannya benar, jika benar maka hidungnya tidak akan memanjang. Sudah gitu aja terus. Lalu apa yang akan terjadi pada Pinokio? Apa hidungnya memanjang? Atau tetap?

Atau bisa juga seperti ini, 
Panjul berkata: "Di dunia ini tidak ada yang pasti", dengan mengatakan itu, dia langsung membantah pernyataannya sendiri. Kamu paham kan maksudku?


4) Monty Hall Paradox


Monty Hall Paradoks atau Masalah Monty Hall adalah sebuah teka-teki yang melibatkan probabilitas dan berasal dari sebuah acara permainan Amerika 'Let's Make a Deal' atau seperti 'Super Deal 2 Milyar' di Indonesia. Isi paradoks tersebut adalah:

"Apabila anda berada dalam suatu acara kuis di TV dan diberikan pilihan untuk memilih salah satu dari 3 pintu. Di belakang salah satu pintu terdapat mobil sementara 2 pintu yang lainnya terdapat kambing. Misalkan kamu memilih pintu No. 1, pembawa acara yang tahu apa isi di balik pintu tersebut akan mengatakan untuk membuka pintu No. 3 yang mana berisi kambing. Kemudian pembawa acara tersebut berkata kepada anda "Apakah anda ingin memilih pintu No. 2?" 

Pertanyaannya adalah apakah mengalihkan pilihan anda ke pintu No. 2 merupakan pilihan yang tepat? atau berpegang teguh pada pintu No. 1 juga pilihan yang tepat?

Masalahnya adalah ke-3 pintu tersebut sama-sama memiliki peluang 1:2 karena salah satu pintu telah dibuka. Dan bagaimana jika isi dari masing-masing pintu tersebut dapat diganti?


5) Theseus Paradox


Ship of Theseus atau dikenal juga sebagai Theseus Paradoks adalah paradoks tentang identitas suatu materi. Dalam mitologi Yunani Theseus pergi dengan sebuah kapal untuk mengalahkan Minotaur yang selalu meminta tumbal dari penduduk Athena. Kapal tersebut terbuat dari 100 potongan kayu. Agar kapal tersebut dapat berlayar untuk berabad-abad, perbaikan demi perbaikan dilakukan. Setiap tahunnya 1 potongan kayu yang sudah tua dan lapuk akan diganti oleh potongan kayu yang baru. 

Pertanyaannya : Apakah kapal tersebut adalah kapal Theseus yang sama atau sesuatu yang sama sekali baru dan berbeda? Jika tidak pada titik manakah itu berhenti menjadi kapal yang sama?

Jika memang hal itu merupakan kapal yang sama, coba pertimbangkan jika semua kumpulan kayu yang rapuh yang telah digantikan dengan potongan yang baru tersebut dibuat ulang menjadi kapal Theseus yang sama. Manakah kapal yang benar-benar kapal Theseus?

Paradoks ini menunjukkan bahwa kita tidak benar-benar tahu tentang identitas suatu materi.

6) The Ravens Paradox


Carl Gustav Hempel yang menggagaskan paradoks ini, yang menyamarkan atau mempertegas garis batas antara pemikiran logika induktif dan intuisi. Paradoks ini pada dasarnya mengataka bahwa:
1. Semua gagak itu hitam.
Jika menggunakan logika saja, maka pernyataan tersebut memiliki kontraposisi, dan kontraposisi tersebut berbunyi;
2. Semua yang tidak hitam bukan gagak.

Dengan menggunakan logika itu, maka dapat diambil pula pertanyaan-pertanyaan yang menggunakan 2 logika sebelumnya:

3. Nevermore gagak peliharaanku berwarna hitam.
4. Apel (yang berarti bukan gagak) ini berwarna hijau (yang berarti tidak hitam).

Dengan menggunakan logika secara penuh, sebenarnya kedua pernyataan ini tidak dapat dibantah. Dikarenakan jika kita menganggap bahwa ada yang bukan gagak tetapi berwarna hitam, berarti pernyataan satu salah. Tetapi pernyataan 4 membuktikan bahwa yang bukan gagak memang tidak hitam, yang secara logika dapat diterima dan membenarkan pernyataan ke-2, yang merupakan kontraposisi dari pernyataan ke-1 yang secara intuisi adalah benar.

7) Paradoks Tukang Cukur


Pada suatu kerajaan hanya terdapat satu tukang cukur rambut dan di daerah itu terdapat aturan-aturan yang harus ditaati yaitu;

1. Semua warga harus mencukur rambutnya.
2. Semua warga tidak boleh mencukur rambutnya di kerajaan lain.
3. Semua warga harus mencukur rambutnya di tukang cukur.
4. Tukang cukur hanya mencukur orang yang tidak mencukur rambutnya sendiri

Pertanyaannya : Siapa yang mencukur rambut si tukang cukur?

Mengingat aturan kedua, tukang cukur tidak boleh mencukur rambutnya di kerajaan lain. Aturan ketiga mmengatakan bahwa tukang cukur harus mencukurkan rambutnya ke tukang cukur, yaitu dirinya sendiri. Kalau begitu ia telah melanggar aturan ke-4 yaitu hanya mencukur orang yang tidak mencukur rambutnya sendiri. Lalu, siapakah yang mencukur rambut si tukang cukur tersebut?

8) Unexpected Hanging Paradox


Seorang tawanan akan dihukum gantung pada siang hari pada hari kerja pada pekan ini, akan tetapi eksekusi ini akan menjadi kejutan untuk tawanan tersebut. Dia tidak akan tahu pada hari apa dia akan dieksekusi sampai pengeksekusi mengetuk pintunya pada siang hari. Tahanan tersebut membuat gambar untuk menyimpulkan pada hari kapankah ia akan dieksekusi. Analisanya adalah seperti berikut;

1. Tahanan akan dieksekusi pada siang hari pada hari kerja (Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat) dalam satu pekan ini.

2. Eksekusi tersebut akan menjadi kejutan untuk tahanan karena tidak akan diberitahukan kapan ia akan dieksekusi.

Dalam analisis tersebut tawanan menyimpulkan eksekusi tidak akan terjadi pada hari Jumat, sehingga ia berasumsi lagi eksekusi tidak akan dilakukan pada hari Kamis, maka begitupula dengan hari Rabu, Selasa, dan Senin. Sehingga ia bernafas lega karena ia tidak akan pernah dieksekusi. Namun pada hari Rabu tiba-tiba sang pengeksekusi mengetuk pintu sang tawanan. Sang tawanan terkejut karena dia kira ia tidak akan pernah dieksekusi, dan hari itu adalah hari Rabu. Pada saat itulah sang tawanan tersebut dieksekusi dan kata-kata sang pengeksekusi menjadi kenyataan.

NB: Sang tawanan mengambil kesimpulan apabila dia tidak dieksekusi pada hari Senin, Selasa, Rabu, dan Kamis maka ia akan tahu bahwa ia akan dieksekusi pada hari Jumat dan hal tersebut bukanlah kejutan karena sang tawanan sudah tahu harinya dan melanggar point No. 2.

9) Paradoks Achilles dan Kura-Kura


Achilles adalah kesatria perang Troya, di dalam mitologi Yunani digambarkan sebagai manusia tercepat, suatu ketika ditantang berlomba lari dengan kura-kura. Namun kura-kura ini sangatlah unik, dia adalah makhluk filsafat jadi tidak akan ditemukan di dunia nyata, kura-kura selalu berjalan dengan kecepatan setengah dari kecepatan Achilles.

Peraturan lomba:
1. Jarak finish dari perlombaan ini adalah 100 meter.
2. Titik awal/ start kura-kura berada pada posisi 50 meter, sementara Achilles berada di 0 meter.
3. Kecepatan kura-kura setengah dari Achilles.

Game dimulai.
Kura-kura berjalan begitu juga Achilles. Saat Achilles mencapai 50 meter, kura-kura mencapai posisi 75 meter. Saat Achilles mencapai 75 meter, kura-kura mencapai posisi 87,5 meter. Pada saat Achilles mencapai posisi 87,5 meter, kura-kura mencapai posisi 93, 75 meter begitu seterusnya.

Pertanyaannya adalah kapan Achilles dapat menyusul kura-kura? Siapa yang memenangkan perlombaan?

[SPOILER]
Jawabannya adalah Achilles tidak akan pernah dapat menyusul kura-kura dan keduanya tidak akan menang karena tidak akan pernah mencapai garis finish.

Paradoks ini dibuat oleh seorang filsuf Zeno (490-435 SM). Dan baru dijawab dengan matematika modern 2000 tahun kemudian.

10) Paradoks Anak Panah


Misalkan kita membagi waktu sebagai "deretan masa-kini". Kemudian kita melepaskan anak panah. Di setiap "masa-kini" anak panah menduduki posisi tertentu di udara.

Oleh karena itu anak panah dapat dikatakan diam sepanjang waktu.


11) Paradoks Penculik


Paradoks ini berisi: Suatu hari ada seorang penculik yang menculik seorang anak kecil, lalu dia menelpon sang ayah dari si anak, dan memberikan sebuah pertanyaan kepada sang ayah. Apabila sang ayah berhasil menjawab dengan benar pertanyaan si penculik, maka si anak tersebut akan dibebebaskan. Nah pertanyaan dari si penculik adalah: "Apa yang akan kulakukan terhadap anakmu?", lalu sang ayah menjawab "Kamu tidak akan membebaskan anakku".

Dan ternyata benar si penculik tidak akan membebaskan si anak, kalau begitu berarti jawaban sang ayah benar. Kalau jawaban sang ayah benar, maka si penculik harus membebaskan anak tersebut, akan tetapi kalau si penculik membebaskan si anak, itu artinya jawaban sang ayah salah, kalau jawabannya salah berarti si anak tidak bisa dibebaskan, dan seterusnya. Lalu si penculik pun bingung, akankah dia membebaskan si anak?

Nah itu dia 11 Paradoks Yang Bisa Bikin Otakmu Gatal, mungkin segini saja. Bagaimana apa setelah membaca dan memikirkan artikel ini, kamu langsung pusing dan bingung? Semoga artikel ini bisa menambah wawasanmu, terima kasih sudah berkunjung :D

(*) Saus Referensi: Forum Kaskus, Wikipedia

0 comments:

Post a Comment