Saturday, May 19, 2018

CreepyPasta: Kegelapan - Bagian 1

Gambar terkait

Semua itu bermula setelah aku pindah ke rumah baruku. Ya, itu cukup klise. Percayalah, menurutku juga begitu, namun itulah yang terjadi. Aku belum pernah mengalami kejadian supernatural sebelumnya dan, meskipun tertarik, aku tak pernah mengharapkan hal itu terjadi padaku.

Aku bisa mengontrak di rumah itu dengan biaya yang cukup murah. Wajar saja sih, karena memang rumahnya sudah tua. Setelah memindahkan semua barang-barangku, semuanya normal-normal saja.

Aku tak ingat kapan tepatnya hal itu mulai terjadi. Aku meninggalkan lampu menyala di dapur atau kamar mandi, jadi aku kesana untuk mematikan lampu. Jujur saja, tadinya kupikir aku lupa mematikan lampunya ketika aku kesana. Setelah beberapa saat, aku mulai penasaran dan mulai meninggalkan lampu dalam keadaan menyala dengan sengaja. Kadang, tidak terjadi apa-apa. Kadang, aku akan kembali kesana untuk mematikannya.

Sekarang, aku tahu ada sesuatu yang tidak beres. Aku enggak takut sih, cuma bingung aja. Aku berpikir bahwa mungkin saja benda-benda elektronik itu agak eror. Aku mulai menyalakan lampu sedikit lebih sering (sehingga membuat tagihan listrikku melonjak) karena kupikir aku mungkin bisa mendapatkan petunjuk kenapa mereka bisa mati secara tiba-tiba. Saat itulah, fenomena itu terjadi lagi.

Pertama kalinya aku mengingat hal gila terjadi padaku adalah ketika aku meninggalkan lampu dapur dan ruang tamu menyala selagi aku tidur. Aku terbangun oleh suara gemuruh yang datang dari dapur. Sekarang, dari kamar tidur, kamu bisa melihat lorong ke ruang tamu dan ruangan itu terhubung dengan dapur. Aku terbangun dan berpikir: "Ah paling itu cuma binatang atau benda jatuh". Aku melihat ke lorong menuju ruang tamu yang gelap. Seseorang telah mematikan lampu dapur. Geraman rendah lainnya muncul, kali ini dari ruang tamu dan aku hampir menjerit ketika melihat sesuatu tiba-tiba saja lewat melalui lorong dan kemudian lampu ruang tamunya padam. Aku tidak tahu persis itu apa. Itu mirip seperti bayangan hitam atau semacamnya. Itu tak penting. Aku takut setengah mati. Aku lari dari tempat tidurku lalu melemparkan lampu kamar tidur, mengharapkan sesuatu berada di ruangan ini dan bersiap-siap mengejarku.

Tidak ada. Tidak ada apa-apa di ruangan itu. Aku menghela nafas rendah dan kemudian perlahan-lahan pergi ke ruang tamu. Begitu aku sampai di ujung, dengan berani menyalakan lampu disana. Dan tidak terjadi apa-apa. Lalu aku pergi ke dapur. Dan tidak terjadi apapun!

Sebelumnya aku mulai berpikir bahwa aku menginginkan semua ini sebelum aku pergi untuk mematikan lampu dapur. Sekarang, aku adalah pria dewasa, tetapi di sini aku takut untuk mematikan tombol itu. Dan aku akui, aku tidur dengan semua lampu menyala di malam itu.

Itu adalah sebuah kesalahan.

Ketika aku bangun keesokan paginya, semua lampu mati lagi. Aku bangun dari tempat tidur dan meringis ketika tubuhku terasa sakit. Aku menarik seprai untuk melihat tanda-tanda merah memanjang di sekujur kaki dan tanganku. Sepertinya sesuatu telah menggoresku di malam hari. Itu membuatku takut, tapi rasa takut itu tidak sebanyak ketika aku melihat apa yang terjadi.

Semua lampu yang kunyalakan rusak.

Semua bola lampu yang menyala tadi malam rusak,semua lampu terlempar dan hancur. Napasku tercekat di tenggorokan ketika aku melihat sekeliling. Ini sungguh kacau. Dan sesuatu mencoba... yah... mencoba melakukan sesuatu terhadap diriku. Aku berangkat kerja pada hari itu dan segera mengganti semua lampu.

Aku tak tahu harus berbuat apa. Aku berpikir untuk pergi dari sini tapi, dan aku tahu ini mungkin kedengarannya bodoh, tapi ini adalah rumahku. Ini adalah pertama kalinya aku jauh dari keluarga dan ini adalah rumahku. Aku tak boleh menyerah begitu saja. Jadi... aku tetap tinggal disini.

Bahkan jadi memburuk

Meskipun aku mulai takut dengan gelap, aku tak bisa tidur dengan lampu menyala di malam hari. Aku membiarkan lampu-lampu lain menyala, seperti di lorong, atau ruang tamu cukup untuk memberiku penghilatan kesana dari kamarku yang gelap. Dan hampir setiap malam, aku terbangun ditengah malam untuk mendengar sesuatu menggeram dan berkeliaran di sekitar ruang tamu dan kemudian lampunya padam. Aku takut membayangkan berada di ruangan yang sama dengan apa pun yang ada di sana. Jadi aku meringkuk di tempat tidur dan berdoa, agar "itu" tidak pernah masuk ke kamar.

Suatu malam, setelah ini berlangsung untuk sementara waktu. Aku membeli senjata dan menyalakan setiap lampu di rumah. Lalu aku duduk di tengah ruang tamu dengan pistol di pangkuan dan tongkat bisbol berada di sebelahku. Aku sudah menunggu. Awalnya tidak ada apa-apa untuk waktu yang lama. Sekitar jam 2 pagi, aku mulai mendnegarnya. Anehnya, "itu" berada di belakangku. Aku berbalik dan mengintip ke arah lorong ke marku dan bisa mendengar suara geraman yang tidak asing itu. Aku menelan ludah dan memegang pistolku di satu tangan dan tongkat di tangan lainnya dan perlahan mulai melangkah untuk melihat tempat tidurku dari ruang tamu. Ketika aku mulai melihat tempat tidurku, aku mendengar suara keras diikuti dengan suara raungan yang tidak manusiawi. Aku, sebagai pria pemberani melompat mundur dan menjauh dari lorong. Aku ingin mengakhiri semua ini, tapi aku tak ingin berhadapan dengan mahkluk itu. Aku bisa mendengarnya menghantam benda, tapi aku berhasil mendengar suara "klik" dan kemudian tidak terjadi apa-apa. Perlahan-lahan aku kembali mengintip ke lorong dan lampu mati lagi. Aku tarik napas dalam-dalam dan memberanikan diri untuk maju, senjataku sudah siap.

Ketika aku datang ke kamarku dan menyalakan lampu kembali, aku tersentak. Tempat tidurku porak poranda, robek sepenuhnya. Terlihat seperti beberapa binatan melompat ke kasur dan merobeknya sampai hancur. Aku melangkah ke depan untuk melihat apa yang tersisa dari tempat tidurku dan aku hanya bisa terkejut. Kemudian aku mendengar suara gerama yang tidak asing lalu aku berbalik. Berdiri di dekat pintuku, tepat di dekat saklar lampu, itu adalah ketika aku akhirnya melihatnya.

To be continued...
BERSAMBUNG...

Cerita Ini Dibuat Oleh David
dan Diterjemahkan Oleh Mister Raven

0 comments:

Post a Comment